Sebab Terjadinya
Perilaku Menyimpang
Sudut
pandang sosiologi
Dari sudut
pandang sosiologi terjadinya perilaku menyimpang disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut.
a. Perilaku
Menyimpang Karena Sosialisasi
Teori ini menekankan bahwa perilaku
sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun yang tidak menyimpang berkaitan
dengan norma dan nilai-nilai yang diserapnya. Perilaku menyimpang disebabkan
olehadanya gangguan pada proses penyerapan dan pengalaman nilai-nilai tersebut
dalam perilaku seseorang.
Teori sosialisasi didasarkan pada
pandangan bahwa dalam sebuah masyarakat ada norma inti dan nilai-nilai tertentu
yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Seseorang biasanya menyerap
nilai-nilai dan norma-norma dari beberapa orang yang cocok dengan dirinya saja.
Akibatnya, jika ia banyak menyerap nilai-nilai atau norma yang tidak berlaku
secara umum, ia akan cenderung berperilaku menyimpang. Lebih-lebih kalau
sebagian besar teman-teman di sekelilingnya adalah orang yang memiliki perilaku
menyimpang, kemungkinan besar orang itu juga akan cenderung menyimpang pula.
b.
Perilaku Menyimpang Karena Anomie
Achmadi mengacu pendapat Emile Durkheim berpendapat
bahwa anomie adalah suatu situasi tanpa norma dan tanpa arah sehingga tidak
tercipta keselarasan antara kenyataan yang diharapkan dan kenyataan-kenyataan
sosial yang ada di lapangan. Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan suatu
masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai, tetapi antara norma dan nilai
yang satu dengan yang lainnya saling bertentangan.
Ø Biologi
Perilaku
menyimpang seseorang bisa menjadi awal dari terbentuknya suatu norma baru. Jika
semakin banyak orang ikut menerapkan perilaku menyimpang itu, dan kelompok
terorganisasi ikut menunjang dan membenarkan penyimpangan tersebut maka
perbuatan itu tidak lagi dipandang sebagai perilaku menyimpang, tetapi justru
sebagai norma baru. Pada masyarakat modern dewasa ini, banyak kita temukan para
wanita yang bekerja di luar rumah dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan oleh pria.
Dari sudut
pandang biologis bahwa penyimpangan sosial berhubungan dengan faktor-faktor
biologis, seperti tipe sel-sel tubuh. Sejumlah ilmuwan seperti Lombroso,
Kretschmer, Hooton, Von Hentig, dan Sheldon melakukan berbagai studi yang
menyatakan bahwa orang yang mempunyai tipe tubuh tertentu lebih cenderung
melakukan perbuatan menyimpang.
·
Kriminolog Italia Cesare Lombroso berpendapat bahwa
orang jahat dicirikan dengan ukuran rahang dan tulang-tulang pipi panjang,
kelainan pada mata yang khas, tangan-tangan, jari-jari kaki serta tangan
relatif besar, dan susunan gigi yang abnormal.
·
Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga
tipe dasar, yaitu endomorph (bundar, halus, dan gemuk), mesomorph (berotot dan
atletis), ectomorph (tipis dan kurus) mempunyai kecenderungan sifat-sifat kepribadian
dan kepribadiannya masing-masing. Misalnya, para penjahat umumnya mempunyai
tipe tubuh mesomorph.
Para ahli ilmu sosial meragukan kebenaran teori
tentang tipe tubuh tersebut. Meskipun ditunjang oleh berbagai bukti empiris,
para kritikus menemukan sejumlah kesalahan metode penelitian sehingga
menimbulkan keraguan terhadap kebenaran teori tersebut.
Ø Psikologi
Teori ini
berpandangan bahwa penyakit mental dan gangguan kepribadian berkaitan erat
dengan beberapa bentuk perilaku menyimpang karena perilaku menyimpang sering
kali dianggap sebagai suatu gejala penyakit mental. Perilaku menyimpang juga
sering kali dikaitkan dengan penyakit mental, namum demikian teori psikologis
tidak dapat memberikan banyak bantuan untuk menjelaskan penyebab perilaku
menyimpang seseorang.
Ilmuwan yang
terkenal di bidang ini adalah Sigmund Freud. Dia membagi diri manusia menjadi
tiga bagian penting sebagai berikut.
·
Id, yaitu bagian diri yang bersifat tidak sadar,
naluriah, dan impulsif (mudah terpengaruh oleh gerak hati).
·
Ego, yaitu bagian diri yang bersifat sadar dan
rasional (penjaga pintu kepribadian).
·
Superego, yaitu bagian diri yang telah menyerap
nilai-nilai kultural dan berfungsi sebagai suara hati.
Menurut Freud perilaku menyimpang terjadi apabila id
yang berlebihan (tidak terkontrol) muncul bersamaan dengan superego yang tidak
aktif, sementara dalam waktu yang sama ego yang seharusnya dominan tidak
berhasil memberikan perimbangan.
Ø Kriminologi
Perilaku
menyimpang dari sudut pandang kriminologi ada 2 macam, yaitu:
a. Teori
Pengendalian
Pengendalian dari dalam berupa norma
yang dihayati dan nilai yang dipelajari seseorang. Pengendalian dari luar
berupaya imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi hukuman terhadap
penyimpangan. Dalam masyarakat konvensional, ada empat hal yang mengikat
individu terhadap norma masyarakatnya.
·
Kepercayaan, mengacu pada norma yang dihayati.
·
Ketanggapan, yakni sikap tanggap seseorang terhadap
pendapat orang lain.
·
Keterikatan (komitmen), berhubungan dengan berapa
banyak imbalan yang diterima seseorang atas perilakunya yang konformis.
·
Keterlibatan, mengacu pada kegiatan seseorang dalam
berbagai lembaga masyarakat seperti sekolah dan organisasi-organisasi
masyarakat.
b. Teori
Konflik
Dalam teori ini terdapat dua macam
konflik sebagai berikut.
·
Konflik budaya, terjadi apabila dalam suatu masyarakat
terdapat sejumlah kebudayaan khusus yang masing-masing cenderung tertutup
sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai. Masing-masing
kelompok menjadikan norma budayanya sebagai peraturan resmi. Orang-orang yang
menganut budaya berbeda dianggap sebagai penyimpangan.
·
Konflik kelas sosial, terjadi akibat suatu kelompok
menciptakan peraturan sendiri untuk melindungi kepentingannya. Mereka yang
menentang hak-hak istimewa kelas atas dianggap mempunyai perilaku menyimpang
sehingga dicap sebagai penjahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar