Bentuk-bentuk
sikap anti sosial
Dalam
masyarakat ada beberapa bentuk sikap antisosial yang pada tingkatan tertentu
dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a.
Sikap Antisosial yang Muncul karena
Deviasi Individual
Deviasi individual bersumber pada
faktor-faktor yang terdapat pada diri seseorang, misalnya pembawaan, penyakit
kecelakaan yang dialami oleh seseorang, atau karena pengaruh sosiokultural yang
bersifat unik terhadap individu.
Adapun bentuk-bentuk sikap
antisosial tersebut antara lain sebagai berikut.
* Pembandel, yaitu orang yang tidak
mau tunduk kepada nasihat-nasihat orang yang ada di sekelilingnya agar mau
merubah pendiriannya.
*Pembangkang, yaitu orang yang tidak mau
tunduk kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungan tersebut.
*Pelanggar, yaitu orang yang
melanggar norma-norma umum atau masyarakat yang berlaku.
*Penjahat, yaitu orang yang
mengabaikan norma-norma umum atau masyarakat, berbuat sekehendak hati yang
dapat menimbulkan kerugian-kerugian harta atau jiwa di lingkungannya ataupun di
luar lingkungannya, sehingga para anggota masyarakat meningkatkan kewaspadaan
dan selalu bersiap-siap untuk menghadapinya.
b.
Sikap Antisosial yang Muncul karena Deviasi
Situasional
Deviasi
situasional merupakan fungsi pengaruh kekuatankekuatan situasi di luar individu
atau dalam situasi di mana individu merupakan bagian yang integral di dalamnya.
Situasi sosial adalah keadaan yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang di
mana tekanan, pembatasan, dan rangsangan-rangsangan yang datang dari orang atau
kelompok di luar diri orang itu relatif lebih dinamik daripada faktor-faktor
internal yang menimbulkan respon terhadap hal-hal tersebut. Deviasi situasional
akan selalu kembali apabila situasinya berulang. Dalam hal itu deviasi dapat
menjadi kumulatif.
Bentuk
sikap antisosial yang muncul adalah sebagai berikut.
- Degradasi moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang keluar dari mulut pekerja-pekerja yang tidak mempunyai pekerjaan di tempat kerjanya
- Tingkah laku kasar pada golongan remaja
- Tekanan batin yang dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami masa menopause
- Deviasi seksual yang terjadi karena seseorang menunda perkawinan.
- Homoseksualitas yang terjadi pada narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan.
c.
Sikap Antisosial yang Muncul karena Deviasi
Biologis
Deviasi
biologis merupakan faktor pembatas yang tidak memungkinkan memberikan persepsi
atau menimbulkan respon-respon tertentu. Gangguan terjadi apabila individu
tidak dapat melakukan peranan sosial tertentu yang sangat perlu. Pembatasan
karena gangguan-gangguan itu bersifat transkultural (menyeluruh di seluruh
dunia).
Beberapa
bentuk deferensiasi biologis yang dapat menimbulkan deviasi biologis adalah
sebagai berikut.
- Ciri-ciri ras, seperti tinggi badan, roman muka, bentuk badan, dan lain-lain.
- Ciri-ciri biologis yang aneh, cacat karena luka, cacat karena kelahiran, anak kembar, dan lain sebagainya.
- Ciri-ciri karena gangguan fisik, seperti kehilangan anggota tubuh, gangguan sensorik, dan lain sebagainya.
- Disfungsi tubuh yang tidak dapat dikontrol lagi, seperti epilepsi, tremor, dan sebagainya.
Adapun bentuk
sikap antisosial yang muncul adalah egoisme, rasisme, rasialisme, dan
stereotip.
v
Egoisme, yaitu suatu bentuk
sikap di mana seseorang merasa dirinya adalah yang paling unggul atas segalanya
dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu menjadi pesaingnya.
v
Rasisme, yaitu suatu sikap yang
didasarkan pada kepercayaan bahwa suatu ciri yang dapat diamati dan dianggap
diwarisi seperti warna kulit merupakan suatu tanda perihal inferioritas yang
membenarkan perlakuan diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciriciri
tersebut.
v
Rasialisme, yaitu suatu penerapan
sikap diskriminasi terhadap kelompok ras lain. Misalnya diskriminasi ras yang
pernah terjadi di Afrika Selatan.
v
Stereotip, yaitu citra kaku
mengenai suatu ras atau budaya yang dianut tanpa memerhatikan kebenaran citra
tersebut. Misalnya stereotip masyarakat Jawa adalah lemah lembut dan lamban
dalam melakukan sesuatu. Stereotip tersebut tidak selalu benar, karena tidak
semua orang Jawa memiliki sifat tersebut.
d.
Sikap Antisosial yang Bersifat Sosiokultural
Beberapa
bentuk sikap antisosial yang bersifat sosiokultural, yaitu primordialisme,
etnosentrisme, sekulerisme, hedonisme, fanatisme, dan diskriminasi.
1. Primordialisme, yaitu
suatu sikap atau pandangan yang menunjukkan sikap berpegang teguh kepada
hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu seperti suku bangsa, ras,
agama ataupun asal-usul kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian
meluas dan berkembang.
Primordialisme ini
muncul karena halhal berikut.
a) Adanya sesuatu yang
dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok atau perkumpulan sosial.
b) Adanya suatu sikap
untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau kesatuan sosial terhadap
ancaman dari luar.
c) Adanya nilai-nilai yang
berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai-nilai keagamaan, pandangan
hidup, dan sebagainya.
2. Etnosentrisme
atau fanatisme suku bangsa, yaitu suatu sikap menilai kebudayaan
masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya.
3. Sekularisme,
yaitu
suatu sikap yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat nonagamis, seperti
teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga kebutuhan agamis seakanakan dikesampingkan.
Mereka yang memiliki sikap seperti ini cenderung lebih mempercayai kebenaran
yang sifatnya duniawi.
4. Hedonisme,
yaitu
suatu sikap manusia yang mendasarkan diri pada pola kehidupan yang serba mewah,
glamour, dan menempatkan kesenangan materiil di atas segalagalanya. Tindakan
yang baik menurut hedonisme adalah tindakan yang menghasilkan kenikmatan. Orang
yang memiliki sifat seperti ini biasanya kurang peduli dengan keadaan
sekitarnya, sebab yang diburu adalah kesenangan pribadi.
5. Fanatisme,
yaitu
suatu sikap yang mencintai atau menyukai suatu hal secara berlebihan. Mereka
tidak mempedulikan apapun yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi
tersebut. Fanatisme yang berlebihan sangat berbahaya karena dapat berujung pada
perpecahan atau konflik. Misalnya fanatisme terhadap suatu ideologi atau artis
idola tertentu atau lainnya.
6. Diskriminasi,
yaitu
suatu sikap yang merupakan usaha untuk membedakan secara sengaja terhadap
golongangolongan yang berkaitan dengan kepentingankepentingan tertentu. Dalam
diskriminasi, golongan tertentu diperlakukan berbeda dengan golongangolongan
lain.
Pembedaan itu dapat didasarkan pada
suku bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dalam masyarakat. Misalnya
diskriminasi ras yang dulu pernah terjadi di Afrika Selatan yang dikenal dengan
politik apartheid, di mana golongan orang-orang kulit putih menduduki lapisan
sosial yang lebih tinggi daripada golongan orang-orang kulit hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar